Rabu, 12 September 2012

Para Ahli yang Menentang Generasi Spontanea


1.      Franscesco Redi (1926-1697)
Francesco Redi mengadakan percobaan pada tahun 1968. Pada percobaannya Redi ini, menggunakan bahan tiga kerat daging dan tiga toples. Percobaan Redi selengkapnya adalah sebagai berikut:
·         Stoples I : diisi dengan sekerat daging, dan dibiarkan tetap terbuka.
·         Stoples II : diisi dengan sekerat daging, ditutup rapat-rapat.
·         Stoples III : disi dengan sekerat daging, ditutup dengan kain kasa
 
Gambar 1. Percobaan Francesco Redi (Sumber : Black, 2008)

Selanjutnya ketiga stoples tersebut diletakkan pada tempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan daging dalam ketiga stoples tersebut diamati. Dan hasilnya sebagai berikut:
            Stoples I     :  daging tampak membusuk dan didalamnya ditemukan banyak larva atau belatung lalat.
            Stoples II   :  daging tidak busuk dan pada daging ini tidak ditemukan jentik/ larva atau belatung lalat.
            Stoples III  :  daging tampak membusuk dan didalamnya ditemukan larva belatung.

Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Francesco Redi menyimpulkan bahwa larva atau belatung yang terdapat dalam daging busuk di stoples I bukan terbentuk dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada daging ini ketika lalat tersebut hinggap disitu. Hal ini akan lebih jelas lagi, apabila melihat keadaan pada stoples II, yang tertutup kain kasa. Pada kain kasa penutupnya ditemukan lebih banyak belatung, tetapi pada dagingnya yang membusuk belatung relatif sedikit. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ulat yang ada dalam daging busuk adalah larva yang berasal dari telur lalat, bukan hasil dari generatio spontanea (Anshori, 2011).

2.      John Needham (1713-1781)
Pada tahun 1745 menyatakan setuju dengan teori generasi spontan karena percobaan kaldu ayam dan jagung yang telah dipanaskan, kemudian dituang ke labu tertutup, setelah dingin kaldu tersebut nampak keruh oleh mikrobia. Keruhnya cairan tersebut akibat mikrobia dari udara masuk ke dalam labu yang tidak tertutup rapat. Dengan demikian Needham menyatakan bahwa mikrobia berkembang secara spontan dari kaldu. Needham pada tahun 1749 juga memperkenalkan pertama kali medium kultur untuk pertumbuhan mikrobia, mengekstrak nutrien untuk cairan infus dari daging, sayuran yang dididihkan (Tabin, 2010).
 
Gambar 2. Percobaan John Needham (Sumber : Lestari, 2011)

3.      Lazarro Spalanzani (1729 – 1799)
Pada tahun 1769, Lazarro Spalanzani menyangkal tentang kebenaran paham abiogeensis, dia mengadakan percobaan yang pada prinsipnya sama dengan percobaan Francesco Redi, tetapi langkah percobaan Spallanzani lebih sempurna. Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu.
Adapun percoban yang yang dilakukan Spallanzani selengkapnya adalah sebagai berikut:
Labu I    : diisi air 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15°C selama beberapa menit dan dibiarkan tetap terbuka.
Labu II   : diisi 70 cc air kaldu, ditutup rapat-rapat dengan sumbat gabus.
Pada daerah pertemuan antara gabus dengan mulut labu diolesi paraffin cair agar rapat benar. Selanjutnya, labu dipanaskan dan didinginkan. Setelah dingin keduanya diletakkan pada tempat terbuka yang bebas dari gangguan hewan dan orang. Setelah lebih kurang satu minggu, diadakan pengamatan terhadap keadaan air kaldu pada kedua labu tersebut.
Hasil percobaannya adalah sebagai berikut:
Labu I    : air kaldu mengalami perubahan, yaitu airnya menjadi bertambah keruh dan baunya menjadi tidak enak. Setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu I ini banyak mengandung mikroba.
Labu II   : air kaldu labu ini tidak mengalami perubahan, artinya tetap jernih seperti semula, baunya juga tetap serta tidak mengandung mikroba.
Tetapi, apabila labu ini dibiarkan terbuka lebih lama lagi, ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya berubah menjadi lebih keruh serta baunya tidak enak (busuk).
Gambar 3. Percobaan Lazarro Spalanzani

Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba darimudara ke dalam air kaldu tersebut. Pendukung paham Abiogenesis menyatakan keberatan terhadap hasil eksperimen Lazzaro Spallanzani tersebut. Menurut mereka untuk terbentuknya mikroba (makhluk hidup) dalam air kaldu diperlukan udara. Dengan pengaruh udara tersebut terjadilah generation spontanea. (Anshori, 2011).

4.      Franz Schulze (1815 – 1873)
Pada tahun 1836, Franz Schulze melakukan percobaan dengan cara mengalirkan udara melewati larutan asam pekat ke dalam labu kaldu daging yang dididihkan. Dari hasil pengamatan diperoleh hasil bahwa pada labu tersebut tidak terdapat mikroorganisme, hal tersebut diduga mikroorganisme pada kaldu tersebut terbunuh oleh adanya larutan asam pekat yang dilewatkan di atas labu (Tricahyo, 2011).

5.      Theodor Schwann (1810 – 1882)
Pada Tahun 1837 Theodor Schwann untuk membuktikan bahwa mikroorganisme tidak berasal dari benda mati dengan cara melewatkan udara melalui tabung yang membara ke dalam labu berisi kaldu daging yang dididihkan. Maka di dalam labu tersebut tidak terdapat mikroba karena terbunuh oleh panas yang luar biasa (Tricahyo, 2011).

6.      Schroder dan von Dusch (1850)
Mereka berdua melakukan percobaan dengan cara melewatkan udara melalui tabung berisi kapas ke dalam labu berisi kaldu yang sebelumnya dipanaskan. Mikroba disaring ke luar dari udara oleh serat-serat kapas dan dengan demikian dicegah masuk ke dalam labu. Maka tidak terdapat mikroba yang tumbuh dalam kaldu tersebut. Dengan adanya pembuktian tersebut maka jelaslah bahwa mikroorganisme tidak berasal dari benda mati.


7.      Louis Pasteur (1822 – 1895)
Pada tahun 1864 Louis Pasteur yang merupakan seorang ahli kimia yang ikut serta dalam menentang teori Abiogenesis melakukan sebuah percobaan dengan menggunakan bejana dengan leher panjang dan sempit, kemudian dibengkokkan yang dikenal dengan leher angsa. Pasteur sendiri meyakini bahwa sebuah sel pasti berasal dari sel sebelumnya (Krisno, 2011). 
Gambar 4. Percobaan Louis Pasteur yang Dikenal Percobaan Bejana Leher Angksa

Pasteur dalam percobaannya merebus kaldu hingga mendidih kemudian mendiamkannya dan udara dibiarkannya lewat keluar masuk tanpa perlakuan dan tanpa disaring.. Udara mampu masuk ke dalam tabung, namun partikel debu akan menempel pada leher tabung. Setelah sekian lama, ternyata tidak ada bakteri yang tumbuh. Namun setelah Pasteur memiringkan tabung leher angsa, air kaldu di dalam tabung kemudian ditumbuhi oleh mikroba. Dalam hal ini mikroba beserta debu/asap akan mengendap pada bagian tabung yang berbentuk U sehingga tidak dapat mencapai kaldu. ia menyimpulkan bahwa semakin bersih/murni udara yang masuk ke dalam bejana, semakin sedikit kontaminasi yang terjadi (Krisno, 2011). Hal ini membuktikan bahwa kehidupan yang ada berasal dari kehidupan sebelumnya. Penemuan Louis Pasteur yang penting adalah (1) Udara mengandung mikrobia yang pembagiannya tidak merata, (2) Cara pembebasan cairan dan bahan-bahan dari mikrobia, yang sekarang dikenal sebagai pasteurisasi dan sterilisasi (Sumarsih, 2003).

8.      John Tyndall (1820-1893)
Pada tahun 1870 John Tyndall yang merupakan seorang ahli fisika Inggris melakukan percobaannya juga mendukung pendapat Pasteur. menciptakan sebuah kotak bebas debu dan menempatkan tabung-tabung berisi kaldu steril di dalamnya. Selama udara dalam kotak itu bebas debu, maka selam itu pula kaldu dalam tabung tetap steril. Partikel-partikel debu mengendap dan tertahan pada tabung berleher angsa yang menuju ke dalam kotak. Inilah bukti bahwa mikroba terbawa oleh partikel-partikel debu (Nasyif, 2010).
Adapun bukti percobaan jari Tyndall yaitu cairan bahan organik yang sudah dipanaskan dalam air garam yang mendidih selama 5 menit dan diletakkan di dalam ruangan bebas debu, ternyata tidak akan membusuk walaupun disimpan dalam waktu berbulan-bulan, tetapi apabila tanpa pemanasan maka akan terjadi pembusukan. Dari percobaan Tyndall ditemukan adanya fase termolabil (tidak tahan pemanasan, saat bakteri melakukan pertumbuhan) dan termoresisten pada bakteri (sangat tahan terhadap panas) (Sumarsih, 2003).

1 komentar:

  1. Is it Legal to Gamble in Baccarat? - WORRione
    What is the difference between online Baccarat and traditional casino? Online gambling 1xbet is legal in California. You can 바카라 play on septcasino

    BalasHapus